Pages

Subscribe:

Minggu, 17 November 2013

Hubungan Antara Arus Darah retina dan Fungsi Ginjal pada Pasien Dengan Diabetes Tipe 2 dan Penyakit Ginjal Kronis

Meskipun retinopati dan nefropatiadalah mikrovaskular diabetes utama
komplikasi, beberapa studi telah meneliti hubungan antara perubahan struktural retina dan ginjal fungsi pada pasien dengan diabetes. Penelitian oftalmik epidemiologi terakhir juga melaporkan bahwa penyempitan dari arteriol retina dikaitkan dengan CKD (chronic kidney disease) independen dari diabetes dan hipertensi dan bahwa pasien dengan CKD moderat tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan awal usia degenerasi makula terkait dibandingkan dengan subyek yang tidak atau ringan CKD, menunjukkan bahwa disfungsi ginjal mungkin memiliki beberapa efek pada gangguan mata.
Penelitian berpegang pada prinsip Deklarasi Helsinki danmengikuti pedoman, dimana etika komite lembaga peneliti disetujui. Penelitian itu melibatkan 169 berturut-turut pasien yang asli Jepang (73 tahun pria dan 96 tahun wanita, umur, mean ± SD, 59,0 ± 11,1 tahun) dan memiliki diabetes tipe 2 antara April 2001 dan Maret 2005. Diabetes didiagnosis berdasarkan kriteria dari American Diabetes Association. Jika pasien diobati dengan insulin atau agen oral hipoglikemik atau jika puasa darah nilai glukosa melebihi 126 mg / dL, mereka dianggap memiliki diabetes. Jika tekanan darah (BP) melebihi 140/90 mmHg atau jika mereka menggunakan antihipertensi obat, pasien dianggap memiliki hipertensi. Dislipidemia adalah diagnosis pada pasien dengan kolesterol LDL serum tingkat ≥ 140 mg / dL dan / atau HDL kadar kolesterol,  40 mg / dL dan / atau trigliserida nilai ≥ 150 mg / dL pada subyek dengan riwayat terapi penurun kolesterol.
Tingkat ekskresi albumin disajikan sebagai albumin-kreatinin Rasio (ACR) (mg / g kreatinin). Ketidakhadiran CKD didefinisikan sebagai tanpa mikroalbuminuria dan eGFR (estimated glomerular filtration rate) melebihi 90 mL/min/1.73 m2. Dalam studi saat ini, peneliti merekrutpasien dengan diabetes tipe 2, tidak atau diabetes retinopati minim, dan tidak ada atau mikroalbuminuria. Semua pasien menjalani ophthalmologic dasar Evaluasi sebelum RBF (retinal blood flow) adalah terukur. Semua pasien memiliki visual yang baik ketajaman tingkat (>20/20) dan intraokular Tekanan (TIO) tingkat yang dalam normal berkisar (<20 mmHg).
Nilai RBF mendapat bebrapa perlakuan Dalam RBF pengukuran Pemeriksaan mata dilakukan pertama, diikuti oleh pengukuran RBF tersebut. Para peserta telah abstain dari minum kopi untuk setidaknya 12 jam sebelum RBF diukur. Kami menggunakan retina LDV (laser Doppler velocimetry)  sistem (model CLBF 100, Laser Darah Flowmeter, Canon, Tokyo, Jepang) untuk memperkirakan aliran darah di superior cabang temporal orde pertama utama retina arteri. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan cara perhitungan RBF = Vmean x daerah, di mana Vmean itu dihitung sebagai Vmean = V dari kecepatan maksimal rata-rata ÷ 2, dan daerah adalah cross-sectional daerah arteri retina di Pengukuran situs Doppler Laser. Untuk analisis data Semua nilai dinyatakan sebagai SD mean. Asumsi normalitas data dinilai menggunakan uji Shapiro-Wilk. Perbandingan antara kelompok dibuat dengan menggunakan satu jalan ANOVA (untuk variabel kontinyu) dan uji x2 (untuk variabel kategori). Pada hasil, Peneliti membagi pasien diabetes tipe 2 dengan normoalbuminuria (DN Tahap 1, n = 120) atau mikroalbuminuria, (DN stadium 2, n = 49) menjadi empat kelompok berdasarkan tahap CKD (non-CKD, n = 99, CKD stadium 1, n = 22; tahap 2, n = 27; stadium 3, n = 21). Jadi, Meskipun diabetes retinopati berhubungan erat dengan praklinis morfologi perubahan DN, sekitar sepertiga dari pasien dengan diabetes mengalami penurunan fungsi ginjal tanpa baik albuminuria atau retinopati.
Tonelli et al. melaporkan bahwa tinggi dasar C-reactive protein (CRP) adalah terkait dengan eGFR menurun pada pasien dengan hiperlipidemia dan sejarah miokard infark, menunjukkan bahwa peradangan kronis tingkat rendah mungkin terkait dengan disfungsi ginjal. Sebelumnya studi epidemiologi telah melaporkan bahwa disfungsi ginjal mungkin memiliki beberapa efek pada gangguan mata pada pasien tanpa diabetes. Mekanisme yang tepat dimana vasokonstriksi dari arteriol retina dan penurunan RBF tanpa perubahan apapun dalam kecepatan darah pada pasien dengan stadium CKD 3 mungkin berhubungan dengan disfungsi ginjal juga masih belum jelas. Dalam studi saat ini, multivariabel model regresi termasuk serum LDL, berarti BP sistemik arteri, dan HbA1c, yang kami dipilih berdasarkan temuan sebelumnya, dan menyarankan bahwa tampilan CKD, serum LDL, dan tekanan darah sistemik merupakan faktor risiko independen untuk RBF di pasien peneliti. Pada diabetes awal, ginjal membesar bersama dengan hipertrofi glomerulus, dan GFR menjadi atas normal. Keterbatasan penelitian termasuk yang cross-sectional alam. Sebagai kesimpulan, hasil kami menunjukkan bahwa RBF menurun pada pasien dengan diabetes tipe 2 dengan CKD stadium 3, menunjukkan bahwa gangguan fungsi ginjal mungkin terkait dengan penurunan RBF pada awal-fase retinopati diabetik

Cara Mudah Menurunkan Kolesterol


Obat penurun kolesterol menjadi tumpuan bagi sebagian orang yang malas menurunkan kolesterol dengan pendekatan konservatif seperti perubahan gaya hidup.
Menurut penelitian sekitar 25 persen orang dewasa berusia di atas 45 tahun mengonsumsi obat penurun kolesterol golongan statin. Padahal, obat antikolesterol memiliki sejumlah efek samping, terutama berpengaruh pada penurunan gairah seksual.Dalam studi terbaru yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association, dibuktikan bahwa perubahan pola makan saja sudah cukup efektif untuk menurunkan kolesterol, terutama jika Anda tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung lainnya. Dalam penelitian ini para peneliti mengikuti 345 orang dengan nilai kolesterol tinggi. Mereka diminta menjalani dua bagian pola makan rendah kolesterol selama 6 bulan.
Pada bagian pertama pola makan yang harus dilakoni adalah rendah asam lemak jenuh. Para partisipan diminta mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah serta memilih susu rendah lemak.
Di kelompok kedua mereka diberi edukasi oleh ahli gizi untuk lebih mengonsumsi makanan penurun kolesterol seperti protein kedelai, kacang-kacangan, serta oat. Hasilnya, kelompok ini mengalami penurunan kolesterol tiga kali lebih tinggi dibandingkan kelompok yang menjalani pola makan rendah lemak jenuh. Meski begitu kedua kelompok ini berhasil menurunkan kolesterol seperti orang yang mengonsumsi obat antikolesterol.
Berikut ini beberapa cara mengurangi kolesterol yang bisa diaplikasikan dalam pola makan sehari-hari.
Sarapan
Untuk sarapan, kelompok pertama mengonsumsi sereal rendah lemak, sementara kelompok kedua mengonsumsi sereal oat dengan selai stroberi.
Camilan pagi
Untuk mengganjal rasa lapar menjelang makan siang, konsumsi buah-buahan segar seperti semangka, anggur, aprikot, atau pepaya. Boleh juga ditambah segenggam kacang almond atau susu kedelai. Bila bosan, campur semua bahan-bahan tadi lalu diblender menjadi smoothie.
Makan siang
Kedua kelompok mengonsumsi roti lapis yang terbuat dari roti serelia utuh. Sampurkan dengan daun selada, tomat, dan potongan tahu serta mentimun. Sebagai variasi, Anda boleh juga mengonsumsi pecel atau gado-gado tanpa nasi.
Camilan siang
Bawalah selalu buah-buahan segar, seperti pisang atau pepaya. Tambahkan oatmeal atau yogurt. Hindari cake dan kue kering lainnya.
Makan malam
Pilihan sehat untuk makan malam adalah pasta. Sumber protein yang disarankan adalah tahu, tempe, serta ikan.
Selain itu, ada Cara lain untuk menurunkan kolesterol secara alami. Berikut Tips menurunkan kolesterol secara alami.
1. Kacang kedelai
Kacang kedelai dan hasil olahannya misalnya menjadi tahu, tempe, susu kedelai, dan tepung kedelai mengandung isoflavon, yaitu zat yang bisa menekan LDL.
Tapi ingat, meski nikmat tahu dan tempe bisa tidak efektif menurunkan kolesterol bila diolah dengan sembarangan. Misalnya, digoreng dengan minyak jelantah atau dicampur santan. Sebab, santan dan minyak goreng adalah sumber lemak jenuh.Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan untuk mengonsumsi sedikitnya 25 gram protein kedelai per hari untuk menurunkan kadar kolesterol.
2. Kacang-kacangan
Kacang adalah sumber serat larut yang sangat tinggi. Mengonsumsi serat larut bisa mengurangi kolesterol. Mengonsumsi kacang seperti buncis, kacang merah, kacang panjang secara teratur selama enam minggu bisa mengurangi kadar kolesterol sebanyak 10%.
3. Ikan Salmon
Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk kesehatan jantung.
The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden, makerel, dan hering juga baik.
4. Alpukat
Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Sayangnya, alpukat tinggi kalori, sehingga harus dikombinasikan dengan sayur-sayuran yang bisa menekan kalori.
Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh per harinya.
5. Bawang Putih
Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan stamina.
Di masa modern, bawang putih dipakai untuk menurunkan kolesterol, mencegah pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi tubuh dari infeksi.
Hasil penemuan paling mutakhir, bawang putih bisa mencegah partikel kolesterol menempel di dinding pembuluh darah.
6. Bayam
Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar setengah mangkuk untuk hasil maksimal.
7. Margarin
Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar kolesterol. Misalnya margarin dari minyak biji bunga kanola.
8. Mede, Almon, dan Kenari
Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung.
Kacang-kacangan itu juga mengandung vitamin E, magnesium, dan phytochemical yang terkait erat dengan kesehatan jantung. Sayangnya, seperti alpukat, kacang-kacang ini sangat tinggi protein. Jadi, jangan rakus makan kacang agar manfaatnya benar-benar maksimal.
9. Teh
Teh, mau diminum dingin atau panas, sama saja manfaatnya. Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar dari pembekuan darah.
Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah. Menikmati segelas teh setiap hari bisa memenuhi kebutuhan antioksidan.
10. Cokelat
Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat dikonsumsi.
Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan proses pengolahannya. Ada lemak jahat,ada lemak baik.Ada penyakit,ada penangkalnya.
Read more: http://doktersehat.com/cara-alami-menurunkan-kolesterol/#ixzz2AELy6D5S
Obat penurun kolesterol menjadi tumpuan bagi sebagian orang yang malas menurunkan kolesterol dengan pendekatan konservatif seperti perubahan gaya hidup.
Menurut penelitian sekitar 25 persen orang dewasa berusia di atas 45 tahun mengonsumsi obat penurun kolesterol golongan statin. Padahal, obat antikolesterol memiliki sejumlah efek samping, terutama berpengaruh pada penurunan gairah seksual.
Dalam studi terbaru yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association, dibuktikan bahwa perubahan pola makan saja sudah cukup efektif untuk menurunkan kolesterol, terutama jika Anda tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung lainnya. Dalam penelitian ini para peneliti mengikuti 345 orang dengan nilai kolesterol tinggi. Mereka diminta menjalani dua bagian pola makan rendah kolesterol selama 6 bulan.
Pada bagian pertama pola makan yang harus dilakoni adalah rendah asam lemak jenuh. Para partisipan diminta mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah serta memilih susu rendah lemak.
Di kelompok kedua mereka diberi edukasi oleh ahli gizi untuk lebih mengonsumsi makanan penurun kolesterol seperti protein kedelai, kacang-kacangan, serta oat. Hasilnya, kelompok ini mengalami penurunan kolesterol tiga kali lebih tinggi dibandingkan kelompok yang menjalani pola makan rendah lemak jenuh. Meski begitu kedua kelompok ini berhasil menurunkan kolesterol seperti orang yang mengonsumsi obat antikolesterol.
Berikut ini beberapa cara mengurangi kolesterol yang bisa diaplikasikan dalam pola makan sehari-hari.
Sarapan
Untuk sarapan, kelompok pertama mengonsumsi sereal rendah lemak, sementara kelompok kedua mengonsumsi sereal oat dengan selai stroberi.
Camilan pagi
Untuk mengganjal rasa lapar menjelang makan siang, konsumsi buah-buahan segar seperti semangka, anggur, aprikot, atau pepaya. Boleh juga ditambah segenggam kacang almond atau susu kedelai. Bila bosan, campur semua bahan-bahan tadi lalu diblender menjadi smoothie.
Makan siang
Kedua kelompok mengonsumsi roti lapis yang terbuat dari roti serelia utuh. Sampurkan dengan daun selada, tomat, dan potongan tahu serta mentimun. Sebagai variasi, Anda boleh juga mengonsumsi pecel atau gado-gado tanpa nasi.
Camilan siang
Bawalah selalu buah-buahan segar, seperti pisang atau pepaya. Tambahkan oatmeal atau yogurt. Hindari cake dan kue kering lainnya.
Makan malam
Pilihan sehat untuk makan malam adalah pasta. Sumber protein yang disarankan adalah tahu, tempe, serta ikan.
Selain itu, ada Cara lain untuk menurunkan kolesterol secara alami. Berikut Tips menurunkan kolesterol secara alami.
1. Kacang kedelai
Kacang kedelai dan hasil olahannya misalnya menjadi tahu, tempe, susu kedelai, dan tepung kedelai mengandung isoflavon, yaitu zat yang bisa menekan LDL.
Tapi ingat, meski nikmat tahu dan tempe bisa tidak efektif menurunkan kolesterol bila diolah dengan sembarangan. Misalnya, digoreng dengan minyak jelantah atau dicampur santan. Sebab, santan dan minyak goreng adalah sumber lemak jenuh.Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan untuk mengonsumsi sedikitnya 25 gram protein kedelai per hari untuk menurunkan kadar kolesterol.
2. Kacang-kacangan
Kacang adalah sumber serat larut yang sangat tinggi. Mengonsumsi serat larut bisa mengurangi kolesterol. Mengonsumsi kacang seperti buncis, kacang merah, kacang panjang secara teratur selama enam minggu bisa mengurangi kadar kolesterol sebanyak 10%.
3. Ikan Salmon
Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk kesehatan jantung.
The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden, makerel, dan hering juga baik.
4. Alpukat
Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Sayangnya, alpukat tinggi kalori, sehingga harus dikombinasikan dengan sayur-sayuran yang bisa menekan kalori.
Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh per harinya.
5. Bawang Putih
Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan stamina.
Di masa modern, bawang putih dipakai untuk menurunkan kolesterol, mencegah pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi tubuh dari infeksi.
Hasil penemuan paling mutakhir, bawang putih bisa mencegah partikel kolesterol menempel di dinding pembuluh darah.
6. Bayam
Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar setengah mangkuk untuk hasil maksimal.
7. Margarin
Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar kolesterol. Misalnya margarin dari minyak biji bunga kanola.
8. Mede, Almon, dan Kenari
Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung.
Kacang-kacangan itu juga mengandung vitamin E, magnesium, dan phytochemical yang terkait erat dengan kesehatan jantung. Sayangnya, seperti alpukat, kacang-kacang ini sangat tinggi protein. Jadi, jangan rakus makan kacang agar manfaatnya benar-benar maksimal.
9. Teh
Teh, mau diminum dingin atau panas, sama saja manfaatnya. Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar dari pembekuan darah.
Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah. Menikmati segelas teh setiap hari bisa memenuhi kebutuhan antioksidan.
10. Cokelat
Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat dikonsumsi.
Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan proses pengolahannya. Ada lemak jahat,ada lemak baik.Ada penyakit,ada penangkalnya.

Konsumsi Sayur tanpa Buah Berhubungan dengan Ukuran Bayi Lahir


Vegetable but Not Fruit Intake during Pregnancy Is Associated with Newborn Anthropometric Measures
Rosa Ramón, Ferran Ballester, Carmen Iñiguez, Marisa Rebagliato, Mario Murcia, Ana Esplugues, Alfredo Marco, Manuela García de la Hera, dan Jesús Vioque
Kami meneliti hubungan antara konsumsi buah dan sayuran selama kehamilan dan pengukuran antropometri pada saat lahir pada populasi ibu-bayi kelompok umum di Valencia, Spanyol. Sebanyak 787 bayi yang lahir antara bulan Mei 2004 dan Februari 2006 dilibatkan. Konsumsi buah dan sayuran selama kehamilan ditaksir oleh FFQ dikelola dengan menggunakan wawancara di-orang. Kami menggunakan regresi linier berganda untuk menilai hubungan antara asupan buah dan sayuran (dalam kuintil) dan berat lahir dan panjang disesuaikan untuk jenis kelamin dan usia kehamilan, dan regresi logistik untuk menilai yang kecil untuk usia kehamilan (SGA) berat dan SGA panjang, didefinisikan sebagai berat lahir disesuaikan atau panjang di bawah persentil ke-10. Sebuah hubungan linier ditemukan antara konsumsi sayuran dan memiliki SGA (berat) dan SGA (panjang) bayi. Perempuan dalam kuintil terendah asupan sayuran selama trimester pertama memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami SGA (berat badan) bayi daripada wanita dalam kuintil tertinggi [odds ratio (OR), 3,7, 95% CI: 1,5-8,9, P-trend <0,001] dan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi memiliki SGA (panjang) bayi pada trimester ketiga (OR, 5,5, 95% CI: 1,7-17,7, P-trend = 0,04) dalam analisis multivariat. Kami menemukan hubungan antara berat badan lahir nonmonotonic disesuaikan dan panjang konsumsi sayur dan selama trimester pertama, bayi yang baru lahir dalam kuintil terendah 2 asupan memiliki berat badan secara signifikan lebih rendah dan panjang dibandingkan pada kuintil 4. Tidak ada hubungan antara konsumsi buah dan hasil kelahiran. Temuan kami menunjukkan bahwa konsumsi sayuran selama kehamilan mungkin memiliki efek menguntungkan pada pertumbuhan janin (Fania Angela).
Glitter Words