Pages

Subscribe:
Glitter Words
Glitter Words

Selasa, 14 Januari 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA CUT MARYAMAH T RINGGADENG TAHUN 2012

Kekurangan zat besi di dalam tubuh disebabkan oleh kekurangan konsumsi zat besi 
yang berasal dari makanan atau rendahnya penye rapan yang ada didalam makanan.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta Cut Maryamah, dari 8 orang responden hanya 3 orang ibu (37,5%) saja yang patuh minum
 tablet Fe Setiap malamnya.
Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang 
Anemia Defisiensi Besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di bidan 
 Praktek Swasta Cut Maryamah Tringgadeng.
Jenis Penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional . Pengumpulan data dilakukan dengan membagian kuesioner yang berisikan 22 pertanyaan. Uji statistik
yang digunakan adalah uji chi square dengan program Statistical Package For 
Social Sciense (SPSS) dengan program computer. Semua Ibu Hamil trismester 
II yang berkunjung ke bidan
praktek Swasta Cut Maryamah pada bulan Maret-Mei dengan jumlah 237 orang dan
 besar sampel yaitu 38 oranng.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 24 Agustus-02 September 2021.Dari 16 
responden yangberpengetahuan baik ada 10 responden (62,5%) yang patuh dalam mengkonusumsi tablet Fe dan hanya 6 responden (37,5%) yang kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan 
kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Fe p=0,001 (p<0,05).
Kesimpulan penelitian adalah ada Hubungan Pengetahuan IBu hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi di 
Bidan Praktek Swasta Cut Maryamah Trie nggadeng Tahun 2012.
Diharapkan bagi ibu hamil hendaknya lebih memperhatikan kesehatan dirinya
dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan 
kepatuhan selama hamil

 naskah aslinya, silahkan... >>Baca Disini ya...

ANEMIA DEFISIENSI BESI

 Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh
dunia, disamping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
berkembang. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita
anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah tropik. Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi dikatakan memiliki faktor kontribusi terpenting untuk beban penyakit global.
 
Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) dan/atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity)

Ayo baca lebih lanjut...
Download Disini.. <<

Pengaruh suplementasi zat besi satu dan dua kali per minggu terhadap kadar hemoglobin pada siswi yang menderita anemia


ABSTRAK
Kelompok remaja putri merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap anemia padahal mereka merupakan sumber daya manusia yang harus dilindungi karena potensinya yang sangat besar dalam upaya pembangunan kualitas bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh suplementasi TTD satu kali per minggu dan dua kali per minggu terhadap kenaikan kadar hemoglobin (Hb) siswi penderita anemia yang sudah
menstruasi di SLTP Kota Tangerang. Disain penelitian adalah non-blinded randomized experiment

Subyek
penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan suplementasi TTD satu kali per minggu (40 orang) dan dua kali per minggu (38 orang). Pemberian suplementasi TTD diminum di depan peneliti diberikan selama 11 minggu. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar Hb yang
bermakna antara kedua kelompok intervensi tersebut (p=0,31). Rata-rata kenaikan kadar Hb siswi yang diberikan suplementasi 1 kali per minggu adalah sebesar 2,20 g/dl sedangkan yang diberikan suplementasi 2 kali perminggu sebesar 2,28 g/dl. Dengan demikian intervensi pemberian suplementasi zat besi, disertai dengan memonitor konsumsi TTD, dapat diberikan cukup satu kali per minggu karena hasilnya terhadap kenaikan kadar Hb tidak berbeda dengan pemberian suplementasi TTD dua kali per minggu

untuk lebih lanjut...
Silahkan Klik Disini.....

Ternyata Teh Dapat Menghambat Penyerapan Zat Besi

Teh diketahui mempunyai banyak manfaat kesehatan, antara lain menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler
(Hertog, 1997)
dan menghambat perkembangan kanker (Yang C et al., 2000), mempunyai efek untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut karena kandungan natural florida yang dimilikinya dapat mencegah terjadinya karies pada gigi
(Jones C et al., 1999), mengurangi risiko terjadinya patah tulang pada usila karena densitas tulang pada mereka yang
minum teh lebih baik daripada mereka yang tidak minum teh (Hegarty et al., 2000), Hindmarch et al. 2000
melaporkan bahwa konsumsi teh dapat meningkatkan kondisi kognitif dan psikomotor pada orang dewasa. Curhan et al,
1998, melaporkan bahwa adanya hubungan yang negatif antara konsumsi teh dengan kejadian batu ginjal pada wanita
usia 40-65 th. Setelah dikontrol oleh variabel pengganggu, konsumsi teh sebanyak 240 ml per hari dapat menurunkan
risiko terjadinya batu ginjal sebesar 8%.
 
Walaupun teh mempunyai banyak manfaat kesehatan, namun ternyata teh juga diketahui menghambat penyerapan zat
besi yang bersumber dari bukan hem (non-heme iron). Hurrell RF, Reddy M, dan Cook JD, 1999
melaporkan bahwateh hitam dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme sebesar 79-94% jika dikonsumsi bersama-sama.
 
Anemia kekurangan zat besi pada anak-anak di Arab Saudi dan di Inggris juga dilaporkan berhubungan dengan
kebiasaan minum teh (Gibson, 1999). Dilaporkan juga bahwa dampak dari interaksi teh dengan zat besi ini bergantung
pada status konsumsi zat besi dan karakteristik individu.
 
Usia Lanjut (Usila) merupakan keadaan alamiah yang dialami oleh setiap orang ketika telah mencapai umur tertentu.
Menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut yang dimaksud dengan kelompok usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih.
Jumlah dan proporsi penduduk usila di Indonesia semakin lama semakin meningkat, seiring dengan peningkatan
kualitas hidup dan pelayanan kesehatan, telah terjadi peningkatan umur harapan hidup penduduk Ind
 untuk selanjutnya..
Silahkan baca disini...

Anemia Gizi Besi (AGB)

Anemia Gizi Besi (AGB)
 
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan
dengan kekurangan zat besi (AGB). Penyebab masalah AGB adalah
kurangnya daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi makanan
sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologik tinggi (asal
hewan), dan pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah
melalui haid atau persalinan. AGB menyebabkan penurunan
kemampuan fisik dan produktivitas kerja, penurunan kemampuan
berpikir dan penurunan antibodi sehingga mudah terserang infeksi.
Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup
besi kepada kelompok sasaran.

STATUS GIZI BESI ANAK SEKOLAH DASAR (9 - 12 Th) YANG DIBERI PERMEN SUSU FORTIFIKASI BESI

Prevalensi anemia gizi besi pada anak Sekolah Dasar masih cukup tinggi.
Terjadinya anemia gizi besi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya kurangnya kandungan zat besi dalam makanan, adanya zat penghambat penyerapan besi, parasit di dalam tubuh dari makanan, dan kejadian banyak kehilangan darah.Salah satu upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan yang difortifikasikan dengan besi.
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak sekolah dasar yang
mengalami defisiensi besi dengan pemberian permen susu yang difortifikasi besi.
Penelitian dilaksakan di Sekolah Dasar Negeri Pinang Jaya yang
termasuk ke dalam
daerah rawan gizi
 untuk selanjutnya... silahkan >>
Klik Disini...

FAKTOR DETERMINAN GI ZI PADA ANEMIA REMAJ A PUTRI DI SMA NEGER I 2 SEMARANG

Remaja putri berisiko tinggi menderita anemia, karena pada masa ini terjadi peningkatan
kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan dan adanya menstruasi. Zat gizi yang bersangkutan dengan kejadian anemia adalah zat besi, protein, vitamin A, folat, vitamin B12, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, dan seng. Selain itu kalsium, tanin, fitat dan oksalat juga terlibat, karena zat-zat ini merupakan penghambat absorpsi besi. 
 
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor determinan gizi pada anemia remaja putri di SMA Negeri 2 Semarang.
 
Metode :Desain penelitian cross sectional. Jumlah subjek 65 dipilih secara propotional random sampling dari seluruh kelas X, XI dan XII yang memenuhi kriteria inklusi. Data asupan diperoleh dengan semi quantitative food frequency. Data hemoglobin diukur dengan cyanmehtemoglobin. Analisis multivariat digunakan regresi linier gand

 untuk lebih lanjut....
Baca Disini ya ..

Glitter Words