Pages

Subscribe:

Senin, 13 Januari 2014

STATUS ANEMIA, PERILAKU, DAN PENGETAHUAN GIZI SERTA KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN


Kurang Energi Potein (KEP) dan Anemia masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Menurut hasil SKRT, 1995 prevalensi anemia pada anak perempuan sebesar 49% dan pada anak laki-laki 19,6%, sedangkan prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 39,5% dan prevalensi
pada ibu hamil masih cukup tinggi yaitu sebesar 51%. Keadaan tersebut secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian.
 
Keluhan dan gejala Anemia diantaranya adalah rasa lelah, lemah, nafsu makan hilang/berkurang, daya konsentrasi menurun, sakit kepala/pening. Anemia disebabkan karena intake makanan kaya zat besi yang tidak mencukupi, juga kehilangan darah yang berlebihan selama persalinan,
perdarahan, menstruasi, dan berbagai penyakit infeksi parasitik. Anemia sering dialami pada perempuan yang berada pada kondisi miskin. Meningkatnya tanggung jawab keluarga disertai dengan kondisi kemiskinan ini, mengakibatkan wanita harus mengambil suatu keputusan untuk
Diperkirakan, wanita merupakan pencari nafkah utama di seperempat hingga sepertiga rumah tangga diseluruh dunia.
 
 Lebih dari itu, setidaknya dari 25 % dari jumlah rumah tangga, 50 % total pendapatannya bergantung pada penghasilan wanita (Agrawal, 1990). Bekerja lebih keras, makan lebih sedikit, serta berkurangnya pelayanan sosial menyebabkan wanita miskin semakin rentan terhadap penyakit. Wanita juga menghadapi ancaman kesehatan reproduktif yang unik. Tingginya angka penyakit-penyakit yang dapat dicegah, kematian akibat komplikasi pada kehamilan dan persalinan, aborsi yang tidak aman, kanker reproduktif, kurang gizi, dan stres emosional yang makin meningkat, sering dijumpai pada wanita miskin dan yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan reproduktif yang komprehensif.

Untuk baca lebih lanjut...  silahkan klik >>DISINI<<

0 komentar:

Posting Komentar

Glitter Words