Pages

Subscribe:

Senin, 13 Januari 2014

PREVALENSI ANEMIA DAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT BESI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DIDESA MINAESA

Masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia masih didominasi oleh masalah gizi kurang energy protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya yodium (GAKI), masalah kurangnya Vitamin A (KVA), dan masalah anemia gizi (Supariasa dkk, 2000). Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi adalah zat besi. Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia gizi disbanding defisiensi zat gizi lain seperti asam folat, Vitamin B 12, Vitamin C dan trace elements lainnya (Wirakusumah, 1998).
Anemia yang paling umum ditemukan pada masyarakat adalah anemia defisiensi besi. Diperkirakan 25 % dari penduduk dunia atau setara dengan 3,5 milyar orang menderita anemia (Urtula dan Triasih, 2005). Estimasi prevalensi secara global sekitar 51 %, dimana penyakit ini cenderung ber langsung pada negara yang sedang berkembang daripada negara yang telah maju. Terdapat 36 % dari perkiraan populasi 3.800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi anemia di negara maju hanya sekitar 8 % da ri perkiraan populasi dari 1.200 juta orang (DeMaeyer, 1995).
 
Di Indonesia, anemia gizi yang disebabkan oleh kekurangan zat besi masih merupakan masalah yang paling sulit untuk ditanggulangi. Salah satu kelompok yang rentan gizi terutama yang rawan anemia karena defisiensi besi adalah kelompok anak sekolah, dimana angka prevalensi anemia pada kelompok ini masih tinggi dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat (Dep.Kes, 1995; Notoatmodjo,2003).
 
Secara global prevalensi anemia untuk anak usia sekolah masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu 37 % (Arisman, 2004). Tahun 1980-an prevalensi anemia untuk anak sekolah berkisar 25-35 % . Tahun 1992 prevalensi anemia pada anak usia sekolah 24- 35 %, tahun 1995 melalui Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi anemia pada anak sekolah dengna jenis laki-laki 46,6 % dan anak perempuan 48 %. Tahun 1997 prevalensi anemia pada anak dengan kelompok tingkat sosial ekonomi rendah yang memiliki status gizi baik 47-64 % sedangkan untuk anak dengan masalah KEP 38 -76%, dan anakdengan kelompok status sosial ekonomi menengah keatas prevalensi anemia sebesar 20 % (Soemantri, 2005 ). Tahun 2000 prevalensi anemia pada anak-anak sekolah dasar di Jakarta menunjukkan angka 35 % sedangkan tahun 2001 prevalensi tersebut naik yaitu 49,5% (Kompas, 2000)


untuk membaca teks asli, silahkan..  silahkan klik dan baca disini.  <<

0 komentar:

Posting Komentar

Glitter Words