Anemia gizi yang disebabkan kekurangan zat besi masih merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, prevalensi anemia gizi pada wanita berusia 15-44 tahun antara 30,9–48, 9%, sedangkan data dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat pada tahun 1997 menunjukkan prevalensi anemia pada pekerja wanita usia produktif yang berpenghasilan rendah berkisar antara 30-40% (DepKes. RI, 1998).
Era industrialisasi saat ini dan masa mendatang memerlukan dukungan pekerja yang sehat dan produktif. Jumlah pekerja wanita di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Biro Pusat Statistik Jakarta tahun 2001, jumlah wanita yang bekerja, naik empat kali lipat selama enam tahun terakhir dari 8.365.655 jiwa menjadi 33.908.174 jiwa.
Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi tenaga kerja wanita adalah anemia defisiensi gizi, masalah ini berdampak terhadap kematian ibu dan anak, serta rendahnya prestasi dan menurunnya produktivitas kerja. Disamping itu, tenaga kerja wanita mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi sosial sebagai tenaga kerja wanita dan ibu rumah tangga yang dapat memberi warna pada kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsanya, juga mempunyai fungsi reproduksi sesuai dengan kodratnya, harus mengalami haid, kehamilan, melahirkan, menyusui anaknya, yang sangat besar peranannya dalam menciptakan generasi penerus bangsa (Scholz, dkk, 1997
untuk membaca lebih lanjut...
silahkan >> Baca Disinii .,.,
0 komentar:
Posting Komentar